home
Friday, November 18th, 2016“kalau tidak bisa menghargai karya orang lain, setidaknya jangan merusak yang bukan karyamu”
SALINAN
Puisi seorang Panglima Gatot N.Berikut puisi lengkap ‘Tapi Bukan Kami Punya’ yang dibacakan Jenderal Gatot di Rapimnas Golkar di Balikpapan 22/5/2017
“TAPI BUKAN KAMI PUNYA”
Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil polisi
Ia datang sejak pagi
Katanya akan diinterogasi
Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah
Terpana dan terdiam si Jaka
Dari mata burung garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung garuda
Ia melihat desa
Dari kaki burung garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung garuda
Ia melihat Indonesia
Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Jaka terus terpana
Entah mengapa
Menetes air mata
Air mata itu IA YANG PUNYA
-000-
Masuklah petinggi polisi
Siapkan lakukan interogasi
Kok Jaka menangis?
Padahal ia tidak bengis?
Jaka pemimpin demonstran
Aksinya picu kerusuhan
Harus didalami lagi dan lagi
Apakah ia bagian konspirasi?
Apakah ini awal dari makar?
Jangan sampai aksi membesar?
Mengapa pula isu agama
Dijadikan isu bersama?
Mengapa pula ulama?
Menjadi inspirasi mereka?
Dua jam lamanya
Jaka diwawancara
Kini terpana pak polisi
Direnungkannya lagi dan lagi
Terngiang ucapan Jaka
Kami tak punya sawah
Hanya punya kata
Kami tak punya senjata
Hanya punya suara
Kami tak tamat SMA
Hanya mengerti agama
Tak kenal kami penguasa
Hanya kenal para ulama
Kami tak mengerti
Apa sesungguhnya terjadi
Desa semakin kaya
Tapi semakin banyak saja
Yang BUKAN KAMI PUNYA
Kami hanya kerja
Tapi mengapa semakin susah?
Kami tak boleh diam
Kami harus melawan
Bukan untuk kami
Tapi untuk anak anak kami
-000-
Pulanglah itu si Jaka
Interogasi cukup sudah
Kini petinggi polisi sendiri
Di hatinya ada yang sepi
Dilihatnya itu burung garuda
Menempel di dinding dengan gagah
Dilihatnya sila ke lima
Keadian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kini menangis itu polisi
Cegugukan tiada henti
Dari mulut burung garuda
Terdengar merdu suara
Lagu Leo kristi yang indah
Salam dari Desa
Terdengar nada:
“Katakan padanya padi telah kembang
Tapi BUKAN KAMI PUNYA”
Mei 2017
Sumber:
N K R I
Kumulai baru, Karena ku diganggu, Maafkan aku, Karena ku tak tahu apa salahku, Lebih tak tahu, Kenapa kamu merusak karyaku, Aku ini ingin berbagi, Tapi kamu rusak blog ini, Tak ada yang kubenci, Tapi ada yang kusayangi, N K R I …..PANCASILA & UUD 1945
Bila kita bicara karya, Paling baik karya Yang Maha Kuasa, Bila kita bicara siapa yang berkarya Paling pas bahwa semua digerakan Tuhan Yang Maha Esa Jika kita berbincang tentang manusia dan bangsa Paling kusukai bicara pahlawan saya dan Bangsa Indonesia Tak ada yang kucaci, tapi ada yang kupuji Pahlawan sejati,Pancasila buah karyanya hati dan pikiran suci menjadi dedikasinya Untuk bangsa dan negara.. Janganlah kita gadaikan Apalagi dijualnya Kalau tidak bisa membuat, setidaknya kita bisa merawat. Kalau tidak bisa meniru, Janganlah kita menggangu pahlawanku Negaraku…NKRI, wahai anak bangsa Kita tebus dari pegadaian.. Kita trisuri dari para pembeli.. TNI ku sebagai penjaga POLRI ku sebagai pengaman Negaraku..
Kuwariskan kepada anak bangsa yang nyata Pewaris negeri sejati… Bukan dari seberang sana.. Yang menjarah melalui bapak-ibuku saat berkuasa.. Bertopeng peraturan perundang-undangan
Niatku.. NKRI harga mati, Pancasila & UUD 1945 sebagai modal awalnya Dengan penuh dedikasi, kita garap tanah air, Semoga rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa mengalir..